Baru saja aku mengenalnya,
baru saja aku menikmati hari hari bersamanya, baru saja aku mendengarkan suara
merdunya itu, namun mengapa ia meninggalkan ku secepat ini ? dan mengapa ia
tidak mengizinkanku untuk menghabiskan waktu bersamanya lebih lama lagi ?
mengapa ? Pertanyaan itu seakan menyesakkan otakku beberapa hari ini, aku baru
saja menghadapi kenyataan yang tak pernah kuduga selama ini, kenyataan yang
mungkin tidak bisa aku terima untuk saat ini.
Ya tepat 2 hari lalu aku mendapatkan kabar bahwa sahabat
yang baru ku kenal itu meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, setelah
aku mendapat kabar itu aku sempat tidak percaya dan seakan aku sedang bermimpi
aku tidak sanggup menerima keyataan ini. Walaupun aku tau, aku baru saja
mengenalnya namun aku merasa aku sudah sangat dekat dengannya, dia yang selalu
menemaniku disekolah dia yang selalu menghiburku dengan gitarnya dan suara
merdunya itu, dia yang selalu menyemangatiku, dia yang membuat hari ku se-akan
berubah dan aku memang sempat memilik ‘rasa’ padanya namun aku tidak pernah
memberitahuinya dan memang aku sengaja tidak ingin dia mengetahui tentang hal
ini karena aku tidak ingin sesuatu terjadi pada persahabatan kita ini sampai
suatu ketika aku merasa kangen dengannya dan aku memutuskan untuk mendatangi
tempat favorite kita berdua dan disana aku menemukan sebuah surat berisi kata
kata yang sangat aku tidak percaya
hai lisa, terimakasih sudah mau menemani
hari ku
dengan tawa dan candamu itu, dan aku
sangat suka
tawa lepasmu itu dan satu hal lagi aku
sangat suka dengan senyumanmu
senyuman manis yang selalu membuat
hariku lebih baik
lisa, sejujurnya aku tidak ingin jauh
darimu
rasanya ada yang aneh kalau kau tiada di
sisiku
akupun tak mengerti, dan akhir akhir ini
aku merasa
kalau aku...........................
mungkin aku menyukaimu. Aneh bukan ?
aku pun tak tau dari mana asal perasaan
itu
Aku kaget membaca pesan yang
sangat singkat itu, aku tidak menyangka ia memiliki perasaan yang sama denganku
ada perasaan senang dihatikku namun aku kembali pada kenyataan bahwa dia sudah
tiada dia sudah pergi dan tidak mungkin kembali lagi, sebersit penyesalan
melintas di otakku. Namun yasudahlah apakah dengan menyesal aku bisa
mengembalikkan dia ke dunia ini lagi ? tidakkan ? jadi buat apa melakukan hal
yang tidak ada gunanya. Sekarang aku berfikir, walaupun aku tidak sempat
memilikkinya namun aku beruntung aku sempat dekat degannya, bersamanya setiap
hari dan menghabiskan waktu bersamanya dan aku juga beruntung karena dia pun
mempunyai rasa yang sama denganku.
Sekarang tidak ada yang ku sesali dan aku iklas
melepasnya pergi walaupun berat
No comments:
Post a Comment